Profil Desa Pejagatan

Ketahui informasi secara rinci Desa Pejagatan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Pejagatan

Tentang Kami

Desa Pejagatan di Kutowinangun, Kebumen, pusat kerajinan gerabah legendaris dan Desa Wisata Edukasi. Dikenal dengan Museum Gerabah, desa berdaya saing tinggi ini aktif mengembangkan potensi ekonomi kreatif dan pariwisata berbasis budaya lokal.

  • Sentra Gerabah Utama

    Desa Pejagatan merupakan pusat utama produksi gerabah di Kabupaten Kebumen, dengan tradisi yang diwariskan secara turun-temurun dan menjadi tulang punggung perekonomian lokal.

  • Inovasi Desa Wisata

    Pemerintah desa dan masyarakat aktif berinovasi mengembangkan konsep Desa Wisata Edukasi Gerabah, yang diperkuat dengan peresmian Museum Gerabah Kebumen sebagai destinasi unggulan.

  • Tata Kelola Pemerintahan Aktif

    Desa Pejagatan menunjukkan tata kelola yang transparan dan progresif, dibuktikan dengan status sebagai Desa Berdikari dan peraih apresiasi New Desa BRILiaN 2024, serta aktif mempublikasikan kegiatan pembangunan desa.

Pasang Disini

Terletak strategis di Kecamatan Kutowinangun, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Desa Pejagatan telah lama dikenal sebagai salah satu kantong ekonomi kreatif paling vital di wilayah ini. Bukan karena hamparan sawahnya yang subur semata, melainkan karena kepiawaian tangan-tangan terampil warganya dalam mengolah tanah liat menjadi karya seni bernilai tinggi. Desa ini merupakan jantung dari industri gerabah, sebuah warisan budaya yang kini bertransformasi menjadi pilar utama pariwisata edukasi yang menjanjikan, menarik perhatian pengunjung dari berbagai daerah untuk belajar dan mengapresiasi kearifan lokal.

Sebagai pusat kerajinan yang melegenda, Pejagatan tidak hanya berhenti pada produksi massal. Dalam beberapa tahun terakhir, desa ini secara sadar memoles potensinya, mengintegrasikan kekayaan budaya dengan visi pariwisata modern. Puncaknya ialah dengan peresmian Museum Gerabah Kebumen pada pertengahan tahun 2024, sebuah langkah strategis yang mengukuhkan status Pejagatan sebagai destinasi wajib kunjung. Didukung oleh pemerintah desa yang aktif dan masyarakat yang berdaya, Pejagatan kini menjadi contoh nyata bagaimana tradisi dapat bersanding dengan inovasi untuk meningkatkan kesejahteraan dan martabat desa.

Geografi dan Wilayah Administratif

Desa Pejagatan secara geografis berada di dataran rendah bagian timur Kabupaten Kebumen, berjarak sekitar 3 kilometer dari pusat pemerintahan Kecamatan Kutowinangun. Lokasinya yang mudah diakses menjadi salah satu keunggulan dalam menunjang mobilitas ekonomi dan pariwisata. Alamat kantor pemerintahan desa berada di Jalan Mbah Jagat Nomor 06, Pejagatan, dengan Kode Pos 54393.

Secara administratif, Desa Pejagatan merupakan satu dari 19 desa yang ada di wilayah Kecamatan Kutowinangun. Kecamatan Kutowinangun sendiri memiliki luas total 33,73 km². Batas-batas wilayah Kecamatan Kutowinangun meliputi:

  • Sebelah Utara: Kecamatan Poncowarno

  • Sebelah Timur: Kecamatan Prembun

  • Sebelah Selatan: Kecamatan Ambal

  • Sebelah Barat: Kecamatan Kebumen

Hingga data terakhir yang dipublikasikan, luas wilayah spesifik Desa Pejagatan belum tercatat secara terperinci dalam dokumen statistik yang tersedia untuk publik. Oleh karena itu, perhitungan kepadatan penduduk yang presisi belum dapat dilakukan. Meski demikian, tata guna lahan di desa ini terbagi antara area permukiman yang padat dengan lokakarya gerabah, serta lahan pertanian yang menopang sebagian kecil kebutuhan warga.

Pemerintahan dan Demografi

Pemerintahan Desa Pejagatan menunjukkan dinamika yang sangat positif dan transparan. Melalui situs web resmi desa, pemerintah secara rutin mempublikasikan berbagai kegiatan, mulai dari musyawarah desa (Musdes) terkait penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa), pembentukan koperasi, hingga pemutakhiran data Indeks Desa Membangun (IDM). Keterbukaan informasi ini menjadi cerminan dari tata kelola yang baik dan akuntabel, yang bertujuan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam setiap tahap pembangunan.

Berdasarkan data kependudukan tahun 2019, jumlah penduduk Desa Pejagatan tercatat sebanyak 2.718 jiwa. Komposisi penduduk tersebut terdiri dari 1.405 laki-laki dan 1.313 perempuan. Struktur demografi ini didominasi oleh usia produktif yang sebagian besar terlibat langsung dalam industri gerabah, baik sebagai perajin, pemasok bahan baku, maupun tenaga pemasaran.

Keberhasilan dalam mengelola potensi desa terbukti dengan diraihnya berbagai predikat bergengsi. Sejak tahun 2017, Pejagatan telah menyandang status sebagai "Desa Berdikari". Pengakuan lebih lanjut datang pada tahun 2024, ketika desa ini berhasil meraih apresiasi sebagai "New Desa BRILiaN" dari Bank Rakyat Indonesia. Penghargaan ini diberikan kepada desa-desa yang dinilai berhasil mengembangkan potensi ekonomi melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). BUMDes "Bina Sejahtera" menjadi motor penggerak utama dalam mengelola dan memasarkan produk unggulan desa, sekaligus menjadi bukti keberhasilan kolaborasi antara pemerintah desa dan masyarakat.

Potensi Ekonomi dan Mata Pencaharian

Tulang punggung perekonomian Desa Pejagatan tidak lain ialah industri kerajinan gerabah. Hampir di setiap sudut desa, dapat ditemukan lokakarya atau tobong (tempat pembakaran gerabah) yang terus berproduksi. Keahlian membuat gerabah ini merupakan warisan leluhur yang terus dijaga dan dikembangkan hingga hari ini. Produk yang dihasilkan sangat beragam, mulai dari peralatan rumah tangga tradisional seperti cobek, kendi, piring dan wajan tanah liat, hingga produk-produk yang lebih modern seperti vas bunga, suvenir, dan elemen dekorasi interior.

Tanah liat berkualitas tinggi yang menjadi bahan baku utama diperoleh dari wilayah sekitar, menjamin keberlangsungan produksi. Proses pembuatannya pun masih banyak yang mempertahankan teknik tradisional, mulai dari pengolahan tanah, pembentukan dengan tangan atau alat putar sederhana, penjemuran, hingga pembakaran menggunakan jerami dan kayu bakar yang memberikan warna dan corak khas.

Pemerintah desa, melalui BUMDes Bina Sejahtera, terus berupaya memperluas jangkauan pasar. Penjualan tidak hanya dilakukan secara konvensional di pasar-pasar lokal, tetapi juga telah merambah platform digital untuk menjangkau konsumen yang lebih luas. Program pelatihan dan pendampingan juga kerap dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk dan inovasi desain agar mampu bersaing di pasar yang lebih kompetitif. Selain gerabah, sebagian kecil masyarakat juga menggantungkan hidup dari sektor pertanian dan perdagangan.

Infrastruktur dan Pembangunan Pariwisata

Pembangunan infrastruktur di Desa Pejagatan berjalan seiring dengan visinya sebagai desa wisata. Akses jalan utama menuju desa berada dalam kondisi yang baik, memudahkan kunjungan wisatawan maupun distribusi hasil kerajinan. Fasilitas umum seperti balai desa, tempat ibadah, dan sarana pendidikan dasar telah tersedia untuk melayani kebutuhan masyarakat.

Fokus pembangunan terbaru yang menjadi tonggak sejarah bagi desa ini ialah pendirian Museum Gerabah Kebumen. Diresmikan pada Juni 2024, museum ini tidak hanya berfungsi sebagai etalase yang memamerkan ragam produk gerabah dari masa ke masa, tetapi juga sebagai pusat informasi dan edukasi. Di sini, pengunjung dapat mempelajari sejarah gerabah Pejagatan, melihat koleksi-koleksi unggulan, dan memahami filosofi di balik setiap karya.

Kehadiran museum ini melengkapi konsep "Wisata Edukasi Gerabah" yang telah dirintis sebelumnya. Paket wisata yang ditawarkan memungkinkan pengunjung untuk merasakan pengalaman menjadi perajin gerabah secara langsung. "Wisatawan yang berkunjung dapat belajar membuat gerabah langsung dengan perajin," ungkap salah satu pengelola wisata lokal. Pengalaman otentik ini, mulai dari memegang tanah liat, membentuknya, hingga mencoba menghias, menjadi daya tarik utama yang memberikan nilai tambah signifikan bagi pariwisata desa. Selain itu, terdapat wacana untuk mengintegrasikan potensi wisata ini dengan wisata susur sungai yang ada di dekat desa, menciptakan paket wisata yang lebih komprehensif.

Kehidupan Sosial dan Budaya

Kehidupan sosial masyarakat Desa Pejagatan sangat erat kaitannya dengan tradisi pembuatan gerabah. Aktivitas produksi yang komunal memperkuat ikatan sosial antarwarga. Gotong royong masih menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, terutama dalam proses pembakaran gerabah yang seringkali dilakukan secara bersama-sama dalam satu tobong besar.

Budaya ini juga tercermin dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan yang diinisiasi oleh pemerintah desa, seperti program "Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk" (Gertak PSN) dan kegiatan Posyandu rutin, yang menunjukkan tingginya tingkat kepedulian sosial dan kesehatan di lingkungan masyarakat.

Dengan ditetapkannya Pejagatan sebagai bagian dari kawasan Geopark Kebumen, kesadaran untuk melestarikan warisan budaya sekaligus menjaga kelestarian lingkungan semakin meningkat. Kerajinan gerabah tidak lagi dipandang hanya sebagai aktivitas ekonomi, tetapi juga sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas budaya dan relasi manusia dengan alam. Sebagai penutup, Desa Pejagatan membuktikan bahwa kekuatan sebuah desa terletak pada kemampuannya mengenali, merawat, dan mengembangkan potensi intinya. Dengan gerabah sebagai jiwa dan pariwisata edukasi sebagai raganya, Pejagatan terus bergerak maju menjadi desa yang mandiri, berdaya, dan inspiratif.